Monday, July 15, 2019

Riswanto, Meniupkan Nyawa pada Koperasi yang Mati Suri

Riswanto (49)--Ketua Koperasi Unit Desa Karya Mukti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi.

Bukan perkara mudah menghidupkan koperasi yang lama mati suri. Di tengah besarnya pesimisme, Riswanto (49) tekun membangun semangat dan harapan. Hasilnya nyata. Koperasi menjadi tumpuan kesejahteraan masyarakat.

Prestasi demi prestasi terus diukir Koperasi Unit Desa Karya Mukti, Kabupaten Bungo, Jambi, yang dinahkodainya enam tahun terakhir. Pada peringatan Hari Koperasi 2019, Kamis (11/7/2019) lalu, KUD menerima kembali penghargaan Koperasi Berprestasi.

Sebelumnya, penghargaan serupa diterima berturut-turut pada 2013 dan 2016, selain menerima penghargaan usaha sawit berkelanjutan (ISPO) Awards tahun lalu.


Semua itu tak membuatnya lengah. Para pengurus koperasi pun selalu diingatkan. “Pencapaian ini bukanlah puncak. Seluruh anggota perlu terus bersama-sama membesarkannya,” katanya.

Semakin tinggi pohon, akan semakin keras angin menerpa. Namun, Riswanto meyakini selama koperasi memiliki akar kuat, usaha itu takkan goyah. Keterbukaan dan kebersamaan harus dijaga. Dua kunci itulah yang terus menerus ia dengungkan.

Berkat dua kunci itulah, kinerja koperasi kian melesat. Sejak 2011, sudah tumbuh 18 unit usaha. Mulai dari usaha produksi, pemasaran, jasa, dan layanan keuangan. Ada usaha pembayaran listrik daring, produksi pupuk organik, simpan pinjam, fotokopi, pembibitan sawit, minimarket, hingga perhotelan.

Riswanto (49)--Ketua Koperasi Unit Desa Karya Mukti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi.

Karena dapat menyesuaikan kebutuhan di masyarakat, performa usaha terus berkembang. Omset koperasi mencapai rata-rata Rp 100 miliar per tahun. Tabungan yang dikelola mencapai lebih dari Rp 11 miliar. Tingginya nilai tabungan menyiratkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Tak ingin berpuas diri, Riswanto menggerakkan anak-anak muda untuk produktif. Ia menargetkan pada mereka, dalam setahun dibangun paling tidak 2 atau 3 unit usaha baru. Tahun ini, telah berjalan usaha isi ulang air bersih dan pabrik pupuk. Menyusul bulan depan dibangun usaha jahit dan bordir.

“Mereka  memiliki semangat baru dan energi besar. Tinggal diasah. Seluruh kemampuannya akan melesat,”

Usaha-usaha itu dirintis dan dilakoni anak-anak muda lulusan SMA hingga Sarjana. Terlebih dahulu mereka dilatih keterampilan dan manajemen usaha sebelum benar-benar terjun mengelola unit usaha.

Tak sekalipun Riswanto meragukan kemampuan anak-anak muda itu. “Mereka  memiliki semangat baru dan energi besar. Tinggal diasah. Seluruh kemampuannya akan melesat,” jelasnya.

Putus sekolah
Kecintaan untuk membangun kapasitas anak muda tak lepas dari pengalamannya putus sekolah. Riswanto lahir dari kondisi keluarga berekonomi lemah. Demi bertahan hidup, ayahnya membawa keluarga itu mengikuti program transmigrasi dari Magelang.

Di tempat yang baru, di wilayah Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, para transmigran menerima jatah lahan kelolaan seluas dua hektar. Namun, karena tak cukup modal, keluarga itu belum mampu menggarapnya.

Dalam situasi ekonomi keluarga yang serba sulit, pendidikan Riswanto bahkan ikut terhadang. Harapan untuk melanjutkan pendidikan akhirnya kandas. “Saya sangat berharap bisa kuliah, tetapi kondisinya memang tidak memungkinkan,” kenangnya.

Pada 1992, keluarga itu mengikuti program perkebunan inti rakyat (PIR). Salah satu perusahaan setempat membangunkan kebun sawit untuk petani.  Program PIR berjalan seiring dibentuknya Koperasi Unit Desa Karya Mukti. Ayahnya turut menjadi salah satu pengurus.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN--Koperasi Unit Desa Karya Mukti di Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi, tumbuh pesat sejak 5 tahun terakhir. Dengan menegakkan prinsip keterbukaan dan kebersamaan, koperasi telah mengembangkan 18 unit usaha dengan nilai omset lebih dari Rp 100 miliar per tahun. Aktivitas layanan simpan pinjam di KUD Karya Mukti, Jumat (5/7/2019).

Selain Karya Mukti, saat itu, dibentuk pula belasan koperasi lain di wilayah Pelepat. Sayangnya, tak satupun yang dapat berkembang. KUD Karya Mukti sendiri malah sempat mati suri selama 6 tahun.

Menjelang tahun 2000, pemerintah dan swasta bekerjasama mengadakan program kredit koperasi primer anggota (KPPA). Program itu bertujuan menyelesaikan proses akad kredit bagi petani plasma di berbagai daerah. Karya Mukti ditunjuk mengurusi seluruh proses akad kredit bagi 5.000-an petani yang tergabung pada 13 koperasi di wilayah Pelepat. Bisa dibayangkan beratnya tugas koperasi kala itu.

Sang ayah menarik Riswanto terjun membantu pekerjaan itu. Ia pun dijejali ilmu koperasi lewat beragam kegiatan pelatihan dan studi banding yang kerap diselenggarakan pemerintah daerah. “Sampai-sampai saya dijuluki orang sebagai juru kursus. Karena tiap ada pelatihan koperasi, saya pasti diikutkan,” ujarnya tertawa. Bisa jadi, itu dimaksudkan sang ayah menggantikan ilmu yang tak sempat ditimba Riswanto di bangku kuliah.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN--Koperasi Unit Desa Karya Mukti di Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi, tumbuh pesat sejak 5 tahun terakhir. Dengan menegakkan prinsip keterbukaan dan kebersamaan, koperasi telah mengembangkan 18 unit usaha dengan nilai omset lebih dari Rp 100 miliar per tahun. Aktivitas layanan di KUD Karya Mukti, Jumat (5/7/2019).

Ilmu koperasi dengan cepat ia serap dan terapkan. Proses akad kredit petani plasma akhirnya selesai tahun 2011.

Selesai dengan tugas itu, Riswanto mulai memikirkan peran baru koperasi. Setelah terpilih sebagai ketua pada tahun 2013, ia mengajak seluruh pengurus membangun unit-unit usaha baru.

Awalnya, sebagian pengurus sempat meragukan rencana itu. Mereka mengkhawatirkan resiko jika usaha gagal. Namun, Riswanto berupaya meyakinkan mereka. “Jika dibangun dengan jeli melihat kebutuhan di masyarakat, usaha itu pastilah dapat maju dengan cepat,” katanya.

Kini, 18 unit usaha yang dibangun berhasil menunjukkan omset yang terus meningkat. Aset koperasi itu pun kian besar.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN--Riswanto (49), Ketua Koperasi Unit Desa Karya Mukti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi.

Riswanto masih ingat pesan ayahnya sebelum berpulang. Besarkan terus koperasi, tetaplah setia menjaga nama baik. Pesan itu yang terus melecut dirinya untuk terus mendorong bangkitnya kembali koperasi.

Tak hanya memikirkan kemajuan Karya Mukti, hingga kini, sudah tiga koperasi di wilayah itu mendapatkan suntikan hibah hingga penyertaan modal. Para pengurusnya pun didukung dengan sejumlah pendampingan. Riswanto bertekad agar sukses yang telah dibangun KUD Karya Mukti dapat cepat menular pada koperasi-koperasi lain di sekitarnya.

Jika usaha koperasi tumbuh sehat, penganggguran dengan sendirinya akan teratasi. Perekonomian masyarakat pun ikut terangkat. Dengan itulah peran koperasi menjadi nyata.


Riswanto

Lahir: Magelang, 13 November 1970

Istri: Indarti (39)

Anak: Ahmad Arif Kurniawan (22) dan Rio Prayoga (16)

Pendidikan: STM Maarif Salam, Magelang (1987-1990)

Prestasi
Menerima Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM Tahun 2017
Mengantar koperasi menerima ISPO Awards 2017, sebagai usaha perkebunan sawit pertama dari kalangan koperasi yang memiliki sertifikat usaha sawit berkelanjutan (ISPO)
Mengantar KUD Karya Mukti menerima penghargaan Koperasi Berprestasi pada Hari Koperasi Tahun 2013, 2016, dan 2019.

IRMA TAMBUNAN

Editor BUDI SUWARNA

Sumber: Kompas, 16 Juli 2019

No comments:

Post a Comment