Tim medis melakukan persiapan operasi pasien di dalam bus yang difungsikan sebagai rumah sakit keliling, Senin (27/3), di Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Program rumah sakit keliling merupakan inovasi dari Dinas Kesehatan Lampung untuk mendekatkan pelayanan dasar kepada masyarakat.
KOMPAS/VINA OKTAVIA--Tim medis melakukan persiapan operasi pasien di dalam bus yang difungsikan sebagai rumah sakit keliling, Senin (27/3), di Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Program rumah sakit keliling merupakan inovasi dari Dinas Kesehatan Lampung untuk mendekatkan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Program rumah sakit keliling menjadi primadona layanan kesehatan Dinas Kesehatan Lampung. Sebanyak 20 tenaga medis secara bergilir mengunjungi desa di pelosok demi mendekatkan layanan kesehatan kepada warga. Dokter spesialis pun didatangkan untuk mengobati warga.
Sabirin (87), warga Desa Suka Negeri Jaya, Kecamatan Talangpadang, Tanggamus, Lampung, terbaring di atas ranjang ruang pemeriksaan radiologi, Senin (27/3). Hari itu, Sabirin akan dirontgen di bagian dada untuk mengetahui kondisi paru-parunya. Sudah lebih dari satu tahun terakhir Sabirin acap kali terserang batuk.
KOMPAS/VINA OKTAVIA--Tim medis melakukan persiapan operasi pasien di dalam bus yang difungsikan sebagai rumah sakit keliling, Senin (27/3), di Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Program rumah sakit keliling merupakan inovasi dari Dinas Kesehatan Lampung untuk mendekatkan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Derita itu ia alami setelah tidak aktif bertani sejak tahun 2014. Aktivitas fisik yang minim plus kebiasaan merokok membuat tubuh rentanya terserang batuk. Intensitas batuknya kian parah selama setahun terakhir.
Sabirin dibawa oleh Adelia (24), cucunya, berobat ke spesialis penyakit dalam di Puskesmas Talangpadang. Dokter spesialis itu didatangkan khusus oleh tim medis rumah sakit (RS) keliling yang menyambangi warga selama tiga hari. Hasil konsultasi, Sabirin diminta melakukan rontgen.
Uniknya, ruang radiologi itu berada di dalam bus yang disulap menjadi rumah sakit keliling. Bus itu dilengkapi berbagai fasilitas layaknya ruang pemeriksaan di rumah sakit. Ada ranjang, perlengkapan rontgen, pendingin ruangan, serta ruang operator. Satu petugas disiagakan untuk melayani pasien.
Selain bus tersebut, ada dua bus lain yang bersiaga di halaman puskesmas. Satu bus dipakai sebagai ruang operasi. Sementara satu bus lain digunakan sebagai ruang konsultasi dan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Seusai rontgen, hasilnya langsung dicetak dan dibawa ke dokter spesialis untuk dijelaskan. Hasilnya, terdapat flek di bagian paru-paru Sabirin. Dokter memberikan obat dan menganjurkan Sabirin berhenti merokok.
“Program rumah sakit keliling ini sangat membantu masyarakat karena mampu mendekatkan layanan kesehatan,” kata Adelia.
Marhaini (36), warga Desa Negeri Agung, Kecamatan Talangpadang, yang sedang mengandung enam bulan itu juga memanfaatkan RS keliling untuk pemeriksaan ultrasonografi (USG). Sebelumnya, Marhaini tidak pernah menjalani pemeriksaan USG saat mengandung anak pertama dan keduanya.
“Selama ini hanya periksa ke bidan terdekat. Saya tidak pernah periksa USG karena rumah sakitnya jauh,” ujarnya.
Bagi Marhaini dan warga lain di Kecamatan Talangpadang, tak mudah menemui dokter spesialis. Mereka harus pergi ke RS yang berada di ibu kota Kabupaten Tanggamus. Jika ingin pemeriksaan lengkap harus ke Bandar Lampung. Paling cepat butuh waktu 2,5 jam, itu pun tidak bisa langsung bertemu dokter spesialis.
Nasrullah (25), warga Kelurahan Talangpadang, Kecamatan Talangpadang, mengatakan, ia sangat terbantu dengan adanya RS keliling karena warga tidak perlu mengantre lama. “Saya hanya butuh waktu 30 menit. Begitu datang langsung dilayani oleh petugas,” ujarnya.
Tahun 2009, cerita Nasrullah, ia pernah menderita infeksi usus sehingga harus dirujuk ke RS di Bandar Lampung. Saat itu, ia terpaksa menginap satu malam di Bandar Lampung demi bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam.
“Saya pernah merasakan sulitnya bertemu dokter spesialis penyakit dalam. Karena itulah, program RS keliling ini sangat bermanfaat,” katanya.
Ia berharap program rumah sakit keliling dapat dilakukan secara berkala di desa atau kecamatan yang sama setiap tiga bulan. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.
Disambut antusias
Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Talangpadang Dedy Heriyanto menuturkan, program RS keliling disambut antusias warga. Sejak diinformasikan dua pekan sebelumnya, banyak warga yang datang ke puskesmas menanyakan kapan RS keliling tiba di puskesmas.
“Saat hari-hari biasa, petugas melayani sekitar 200 pasien per hari. Khusus hari ini, jumlah pasien yang datang lebih dari 500 orang,” ujar Dedy.
Untuk membantu tim medis RS keliling, pihaknya juga menugaskan 30 petugas medis dan paramedis untuk melayani pasien. Dengan begitu, pelayanan bagi pasien dapat lebih optimal.
Penanggung jawab program RS keliling dari Dinas Kesehatan Lampung, Yulianto, mengatakan, RS keliling merupakan program unggulan Pemprov Lampung untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. RS keliling ini setara dengan rumah sakit tipe C. RS ini mampu melayani empat jenis pelayanan dasar, yakni penyakit dalam, anak, kandungan, dan bedah. Selain itu, RS keliling memiliki fasilitas pemeriksaan THT dan ruang pemeriksaan radiologi.
Dalam praktiknya, tim medis RS keliling bekerja sama dengan puskesmas terdekat yang memiliki fasilitas rawat inap. Hal itu dilakukan agar pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut dapat dilayani oleh puskesmas. Tim medis rumah sakit keliling juga mendatangkan dokter spesialis dari RS terdekat.
Meski begitu, tidak semua jenis penyakit dapat ditangani langsung oleh petugas medis. Pasien yang mengalami komplikasi atau gangguan kesehatan tertentu direkomendasikan ke RS. Petugas tidak dapat melakukan tindakan operasi bagi pasien tumor yang juga mengalami komplikasi gula darah.
Hal itu justru dapat membahayakan nyawa pasien. Gula darahnya harus terus dipantau secara berkala.
Terkendala infrastruktur
Menurut Yulianto, program RS keliling sudah beroperasi sejak 2013. Pada tahap awal, program tersebut diprioritaskan beroperasi di kabupaten yang belum memiliki RS, yakni Mesuji, Tulang Bawang Barat, dan Pesisir Barat. Mendukung program itu, pemerintah menerbitkan Peraturan Gubernur No 16 Tahun 2013 tentang Pedoman Mobile Clinic yang mengatur standar operasional pelaksanaannya.
Tahun 2017, program rumah sakit keliling akan menjangkau lebih banyak daerah. Ditargetkan rumah sakit keliling mengunjungi 30 lokasi di 15 kabupaten dan kota di Lampung. Lokasi yang akan dikunjungi diprioritaskan wilayah pelosok.
Sayangnya, RS keliling tidak dapat masuk ke desa-desa yang kondisi infrastruktur jalannya rusak. Kondisi infrastruktur yang buruk menjadi kendala utama pelaksanaan program ini.
“Kami tak dapat menjangkau daerah pelosok yang kondisi jalannya rusak. Petugas khawatir peralatan medis rusak jika bus dipaksa melalui jalan berlubang atau bergelombang,” kata Yulianto.
Ia mengatakan, program RS keliling masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016. Penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bagi lembaga yang memiliki inovasi dalam pelayanan publik.--VINA OKTAVIA
Sumber: Kompas, 17 April 2017
No comments:
Post a Comment